Menurut Edy Kusuma, General Manager Brand dan Activision Vivo Indonesia, pencapaian ini dikarenakan harga Vivo V9 dianggap sesuai dengan spesifikasi yang diusung, sehingga permintaan masyarakat terhadap unit ini menjadi tinggi. "Selain karena produk, cara mengatasi atau cara mengatasi hp android mati total dan cara memperbaiki atau cara memperbaiki memory hp sd card rusak dan cara membuka atau cara membuka hp android lupa password dan cara install atau cara install aplikasi android di blackberry dan cara cek atau cara cek pulsa indosat dan cara cek kuota telkomsel atau cara cek hp samsung original dan cara download atau cara download video youtube di android dan cara install linux ubuntu atau cara melacak dan cara melacak hp android yang hilang bidding harga untuk Vivo V9 juga pas.
Makanya penjualannya bisa di atas 300.000 sampai pertengahan Agustus kemarin," ungkap Edy di sela peluncuran Vivo V11 Pro, Rabu (12/9/2018). Ia menambahkan bahwa Vivo sejatinya memiliki dua varian produk yang disesuaikan dengan target harga, yakni seri Y dan seri V. Seri Y menurut Edy diperuntukkan target pasar menengah bawah dengan banderol di bawah Rp 3 juta. Sedangkan seri V untuk target menengah atas dengan banderol di atas Rp 3 juta. Edy Kusuma, General Manager Brand and Activision Vivo.
Sampai saat ini perbandingan persentase penjualan seri Y sejatinya masih unggul ketimbang seri V dengan rincian sekitar 70 persen berbanding 30 persen. Namun Edy mengungkapkan pengguna ponsel pintar di Indonesia semakin tertarik untuk membeli perangkat menengah atas ketimbang menengah bawah.
Ponsel Bersensor Sidik Jari di Layar Vivo V11 Pro Resmi Masuk Indonesia, Harganya? "Produk Y itu di bawah harga 3 jutaan, sedangkan V di atas 3 juta (rupiah). Paling laku malah seri V. Itu juga tidak kami prediksi.
Konsumen di Indonesia spending-nya naik. Itulah yang menyebabkan handphone di atas 3 juta (rupiah) itu jadi sangat laku," Lanjut Edy. Ia juga tak menutup kemungkinan perbandingan presentase antara seri Y dan V akan berubah dan lebih condong fokus ke penjualan seri V. Pasalnya kondisi pasar ponsel pintar di Indonesia dianggap lebih dinamis dari negara lain seperti India bahkan China. Hal inilah yang menurutnya akan diantisipasi.
Oleh karena itu ia pun menegaskan bahwa Vivo akan terus melakukan penelitian dan melihat kondisi pasar untuk menyesuaikan produk apa yang akan dibawa hingga akhir tahun nanti. "Kami siapkan research dari tim Vivo sendiri. Karena kami bergerak di industri teknologi, Dulu tren teknologi hanya satu tahun sekali, kemudian enam bulan sekali. Sekarang setiap kuarter ada, inilah yang dinamis," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar